Rabu, 29 Januari 2014

Metode Observasi (Observation)

 
Sebelum melakukan Metode deduksi, seorang detective handal sebaiknya melakukan observasi terlebih dahulu. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang ada di lokasi kejadian baik tentang objek benda tertentu maupun perilaku dari suatu makhluk hidup. Selain untuk mengumpulkan data, observasi juga membantu para detective untuk memahami langsung hal-hal yang mungkin tidak dapat diperoleh oleh Pengumpulan data biasa. Dengan Metode Observasi, para detective akan mampu memaksimalkan ke-5 inderanya meliputi Penglihatan, Pendengaran, Pengecap, Perasa dan Penciuman sehingga dapat membantu dalam memecahkan sebuah misteri. Observasi juga tergantung kemampuan dari pemakainya.


Secara umum, Observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama. 
Sebelum observasi itu dilaksnanakan, pengobservasi (observer) hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apayang akan diobservasi dari tingkah laku seseorang. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut.

Observasi dapat di klasifikasikan sebagai berikut.

a. Berdasarkan situasi yang diobservasi
  • Observasi terhadap situasi bebas (free situasion), observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara wajar, tanpa adanya campur tangan dari pengobservasi. Misalnya observasi yang dilakukan terhadap siswa-siswa yang sedang bermain secara bebas. 
  • Observasi terhadap situasi yang dimanipulasikan (manipulated situasion), yaitu situasi yang telah dirancang oleh pengobservasi dengan menambahkan satu atau lebih variabel. Misalnya seorang pengobservasi ingin mengetahui sifat kepemimpinan sekelompok siswa. 
  • Observasi terhadap situasi yang setengah terkontrol (partially controlled), jenis observasi ini adalah merupakan kombinasi dari kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang dimanipulasikan.

b. Berdasarkan keterlibatan pengobservasi
  • Observasi partisipasi, yaitu apabila pengobservasi ikut terlibat dalam kegiatan subyek yang sedang diobservasi. Misalnya seorang guru bidang studi yang ingin mengetahui bagaimana antosias siswa-siswanya terhadap pelajaran yang diberikan. 
  • Observasi non partisipasi, dalam observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diobservasi. Misalnya seorang petugas bimbingan ingin mengetahui bagaimana antosias siswa terhadap bimbingan karir. 
  • Observasi quasi partisipasi, dalam jenis ini sebagian waktu dalam satu periode observasi pengobservasi ikut melibatkan diri dalam kegiatan yang diobservasi, dan sebagian waktu lainnya ia terlepas dari kegiatan tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana aktifitas siswa dalam melaksanakan suatu tugas kelompok.

c. Berdasarkan pencatatan hasil-hasil observasi
  • Observasi berstruktur, aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang telah disusun secara sistematis. Bentuk catatan yang sistematis yaitu : *daftar chek (chek list), adalah suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah laku yang akan diobservasi. * skala bertingkat (rating scale), adalah gejala-gejala yang akan diobservasi itu didalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan. Kelemahan dari observasi berstruktur ini adalah bahwa pengobservasi sangat terikat dengan daftar yang telah tersusun sehingga ia tidak mungkin mengembangkan observasinya dengan aspek-aspek lain yang kebetulan terjadi selama observasi berlangsung. Untuk mengatasi kelemahan ini, dapat ditemouh dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar yang terperinci tentang tingkah laku yang diobservasi, yang dilengkapi dengan blanko untuk mencatat tingkah laku tertentu yang muncul, yang belum terekam dalam daftar. 
  • Observasi tak berstruktur, dalam melaksanakan observasi ini pengobservasi tidak menyediakan daftar terlebih dahulu tentang aspek-aspek yang akan diobservasi. Dalam hal ini pengobservasi mencatat semua tingkah laku yang dianggap penting dalam suatu periode observasi. 

Hasil-hasil observasi ini dicatat dalam bentuk catatan yang bersifat anekdot (anecdotal record), yaitu suatu catatan (record) tentang tingkah laku siswa dalam suatu situasi tertentu. Catatan yang bersifat anekdot tersebut harus ditulis apa adanya, tanpa interpretasi. Setelah terkumpul beberapa catatan dari beberapa periode observasi, maka buatlah suatu ihtisar tentang catatan-catatan tersebut, kemudian diadakan interpretasi tentang tingkah laku siswa tersebut. Contoh catatan yang bersifat anekdot (anecdotal record) tentang seorang siswa sebagai berikut : 
  • 12-8-1990 : sebelum bel berbunyi ketika anak-anak sedang bercakap-cakap dalam kelompok-kelompok kecil, B tinggal seorang diri. 
  • 17-8-1990 : B tidak ikut ambil bagian dalam diskusi yang diadakan oleh teman-temannya tentang apa yang akan dilihat di moseum. 
  • 23-8-1990 : B membuat karangan tentang kunjungan ke moseum, tapi kemudian ia merobek tulisannya dan melemparkannya ke keranjang sampah. Dan sebagainya. Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan observasi dan anecdotal record, yaitu sebagai berikut: 
  • Karena adanya tugas-tugas lain sering guru-guru tidak mempunyai kesempatan untuk menuliskan hasil-hasil observasi yang telah dilakukan. 
  • Pencatatan hasil-hasil observasi dan penafsiran terhadap catatan-catatan observasi tersebut seringkali sangat subyektif. 
  
Keuntungan dan Kelemahan Penggunaan Observasi dalam Pengumpulan Data

a.    Kelebihan observasi
Kelebihan dari observasi, antara lain:
1.    Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
2.    Pengamat dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.

b.    Kelemahan observasi
Kelemahan dari observasi, antara lain:
1.    Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
2.    Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.
3.    Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
  
Langkah-langkah dalam Melakukan Observasi

Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut.

a. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
b. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi.
c. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
d. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
e. Harus diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi, seperti telah menyediakan buku catatan, kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.

Beberapa Hal yang Menjadi Bahan Pengamatan

Hal-hal yang biasanya menjadi pengamatan seorang peneliti yang menggunakan metode pengamatan adalah sebagai berikut.

a.    Pelaku atau partisipan , menyangkut siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang diamati, apa status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan tersebut, bagaimana kedudukan mereka dalam masyarakat atau budaya tempat kegiatan tersebut, kegiatan menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong mereka melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut, serta akibat dari kegiatan tersebut.
b.    Tujuan , menyangkut apa yang diharapkan partisipan dari kegiatan atau peristiwa yang diamati.
c.    Perasaan , menyangkut ungkapan-ungkapan emosi partisipan, baik itu dalam bentuk tindakan, ucapan, ekspresi muka, atau gerak tubuh.
d.    Ruang atau tempat , menyangkut lokasi dari peristiwa yang diamati serta pandangan para partisipan tentang waktu.
e.    Waktu , menyangkut jangka waktu kegiatan atau peristiwa yang diamati serta pandangan para partisipan tentang waktu.
f.   Benda atau alat , menyangkut jenis, bentuk, bahan, dan kegunaan benda atau alat yang dipakai pada saat kegiatan berlangsung.
g.  Peristiwa , menyangkut kejadian-kejadian lain yang terjadi bersamaan atau seiring dengan kegiatan yang diamati.

Sekian,
Thanks for the Attention.

0 komentar:

Posting Komentar